Thursday, October 5, 2017

PEMBUATAN GARAM DARI AIR LAUT

B.     TUJUAN
Untuk Mengetahui Bagaimana Proses Pembuatan Garam dari Air Laut
C.    DASAR TEORI
Air laut adalah air dari laut atau samudera. Air laut memiliki kadar garam rata-rata 3,5%. Artinya dalam 1 liter (1000 mL) air laut terdapat 35 gram garam (terutama, namun tidak seluruhnya, garam dapur/NaCl).(Wikipedia,2011)
Walaupun kebanyakan air laut di dunia memiliki kadar garam sekitar 3,5 %, air laut juga berbeda-beda kandungan garamnya. Yang paling tawar adalah di timur Teluk Finlandia dan di utara Teluk Bothnia, keduanya bagian dari Laut Baltik. Yang paling asin adalah di Laut Merah, di mana suhu tinggi dan sirkulasi terbatas membuat penguapan tinggi dan sedikit masukan air dari sungai-sungai. Kadar garam di beberapa danau dapat lebih tinggi lagi.Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan garam mineral yang terdapat di dalam batu-batuan dan tanah. Contohnya natrium, kalium, kalsium, dll. Apabila air sungai mengalir ke lautan, air tersebut membawa garam. Ombak laut yang memukul pantai juga dapat menghasilkan garam yang terdapat pada batu-batuan. Lama-kelamaan air laut menjdai asin karena banyak mengandung garam.(Wikipedia,2011)
Natrium klorida atau sodium klorida (NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Zat ini pada proses perlakuan penyimpanan benih realsitran berkedudukan sebagai medium inhibitor yang fungsinya menghambat proses metabolisme benih sehingga perkecambahan pada benih realsitran dapat terhambat (Anonim, 2010).
Natrium klorida juga dikenal dengan garam dapur atau halit adalah senyawa kimia dengan unsur kimia NaCl. Senyawa ini adalah garam yang mempengaruhi salinitas laut dan cairan ekstrakulikuler pada banyak organisme multiseluler. Sebagai komponen utama pada garam dapur, natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan (Anonim, 2010).
Tubuh manusia tidak dapat berfungsi tanpa garam. Tidak mengherankan, garam telah berperan penting dalam pembangunan manusia dan peradabannya.
Garam adalah pengawet pertama untuk makanan, yang memungkinkan manusia bisa melakukan perjalanan dan perdagangan jauh. Garam juga merupakan alat pertama pembayaran. Istilah "salary" atau "gaji" berasal dari bahasa Romawi "salarium," ketika itu para tentara dibayar ( sebagiannya) dengan garam (salt).
Kita beruntung karena lebih dari 70 persen permukaan bumi berupa air. Dari 70% itu 97 persennya mengandung garam, sedangkan sisanya air tawar 3 %.
Istilah yang tepat untuk proses pembuatan garam yang dimaksud di sini adalah pengambilan / pemisahan garam dari air laut.
Untuk itu harus terlebih dahulu mengumpulkan air laut di kolam, tambak, danau atau penampung (reservoir) khusus lainnya. Ini agar air yang sudah dikumpulkan tidak terganggu oleh pasang air laut.
Reservoir dapat berupa buatan manusia maupun ciptaan alam, seperti kolam, tambak, waduk atau danau. Tapi tanah yang pori-porinya halus akan lebih baik karena memiliki dasar yang dapat mencegah air laut serta kandungan mineralnya agar tidak banyak meresap ke dalam tanah.
Berikutnya, hamparan air laut dijemur oleh panas matahari sampai warna air berubah merah. Dalam skala luas, lebih murah menggunakan penguapan matahari untuk membuat garam. Tentu dibutuhkan cuaca yang panas, karena di musim hujan prosesnya akan sulit. Untuk skala kecil, bisa saja menggunakan tungku dan panci.
Berikutnya, mengeringkan air garam. Beberapa pembuat garam mengetahui sudah waktunya untuk menguras air garam ketika air berubah menjadi merah. Warna merah berasal dari alga yang berubah warna akibat konsentrasi garam yang semakin tinggi.
Berikutnya pengurasan air garam ke kolam kristalisasi atau tempat pengasinan. Di sinilah natrium klorida - garam - akhirnya mengkristal di dasar kolam.
Setelah garam mengkristal di bagian bawah reservoir, garam lalu dipanen/dikumpulkan dengan alat garuk. Garam kristal ini masih harus diproses agar bersih dan bisa dipakai, dikemas kemudian dipasarkan.(laporan garam, 2011)
D.    METODE PERCOBAAN
1.   Alat dan Bahan
a). Alat
-          Kompor minyak tanah
-          Panci
-          Pengaduk
-          Botol aqua 60 ml
-          Piring kecil
a). Bahan
- minyak tanah
- air laut sebanyak 60 ml
2.   Prosedur Kerja
a)      Mengambil dan memasukkan air laut kedalam botol aqua berukuran 60 ml.
b)      Menyiapkan kompor dan panci yang akan digunakan untuk memanaskan air laut.
c)      Menuangkan air laut sebanyak 60 ml ke dalam panci,
d)     Memanaskan air laut yang bertujuan untuk menguapkannya selama sekiar 45 menit sampai 1 jam.
e)      Setelah garam terlihat terbentuk , ambil hasi garam tersebut.
f)       Menimbang garam yang diperoleh.
E.     HASIL PENGAMATAN
NO
BAHAN
PERLAKUAN
HASIL PENGAMATAN
1.
Air Laut (60 ml)
Dipanaskan dalam panci dengan menggunakan kompor minyak tanah,yang bertujuan untuk menguapkan air laut agar supaya terbentuk garam.
Saat proses pemanasan volumenya berkurang disebabkan karna air laut menguap, dan lama kelamaan terlihat endapan putih (garam), dan sekitar 45 menit – 1 jam, endapan putih semakin banyak dan volume air semakin berkurang, hingga akhirnya terbentuk Kristal garam yang halus.
F.     PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari proses pembuatan garam dari air laut yang dilakukan sendiri dirumah dengan alat dan bahan yang digunakan adalah peralatan rumah tangga, air laut yang digunakan berasal dari air laut di pantai daulasi akehuda. Volume air laut yang digunakan sebanyak 60 ml. proses pembuatan garam ini dilakukan dengan cara memanaskan air laut yang bertujuan untuk menguapkan air agar supaya Kristal garam yang ingin didapatkan terbentuk.
Pada saat pemanasan dilakukan membutuhkan waktu yang lumayan lama , dan pada saat proses pmanasan pada percobaan ini panci yang digunakan adalah panci penggorengan sehingga luas permukaan panci cukup luas dan mempengaruhi proses pengendapan garam karna pada saat mulai terlihat endapan putih , endapan putih itu melekat di permukaan panci dan sangat sulit untuk di korek sehingga warna endapan putih tersebut warnanya menjadi kekuning-kuningan. Air laut pun cukup lama sampai semuanya menguap dan hanya tersisa endapan putih yang merupakan Kristal halus berwarna putih.
Setelah proses penguapan , Kristal halus tersebut dipindahkan kepiring kecil Kristal garam yang diperoleh sangat sedikit hal ini disebabkan karna volume air laut yang hanya 60 ml, serta waktu proses penguapan banyak endapan atau Kristal yang tersisa di panci yang tidak bisa diambil karna sangat keras disebabkan karna dia mengendap dan hanya bisa hilang jika dilarutkan lagi dengan air.
Hasi Kristal halus putih yang didapatnya kemudian di panaskan di matahari karna terlihat masih banyak air yang merupakan hidrat yang masih terkandung, setelah dipanaskan dimatahari kemudian ditimbang dan diperoleh garam sebanyak 6, 64 gram, hasil yang di peroleh sangat sedikit dan warnanya kekuning-kuningan dan terlihat banyak zat-zat pengotor yang diramalkan Mg2+, Al+ dls.
Dalam proses pembuatan garam ini dilakuakan dengan cara pemanasan dengan bantuan kompor dan dilanjutkan dengan pemanasan dengan matahari langsung untuk menghilangkan Hidrat yang masih terkandung, biasanya masyarakat yang memiliki profesi petani garam mebuat garam dari air laut dengan cara menguapkan dengan matahari langsung jadi kemungkinan sedikitnya garam yang diperoleh disebabkan karna penguapan yang dilakukan dengan cara memanaskan di panci dengan kompor jadi masih banyak garam yang tersisa di panci yang mengendap.
G.    KESIMPULAN
Pembuatan garam dari air laut sebanyak 60 ml yang dilakukan dengan cara proses penguapan dengan menggunakan pemanasan dengan kompor dan dilanjutkan dengan pemanasan matahari menghasilkan garam seberat  6,64 gram.

No comments:

Post a Comment